Cerita Dewasa - Malam sekitar pukul 20:15, sebuah bank swasta masih melanjutkan kegiatannya, terlihat beberapa lampu masih menyala di dalam sana. Jalan raya sudah cukup sepi karena daerah itu sudah cukup termasuk pedalaman. Seorang security berbadan besar berjaga di pos, sedangkan seorang lagi berada di pintu masuk bank yang sudah tertutup.
“Pak Ferry istirahat saja, ngopi di depan sama Pak Diono ga apa-apa kok…”, kata seorang gadis berwajah cantik. “Tak apa neng, biar saya jaga di sini saja”, kata security yang bernama Diono itu. “Ya sudah, kalau capek ya duduk saja pak…”, lanjut gadis itu yang merupakan teller bank swasta tersebut, sedangkan teman-temannya sedang sibuk menghitung uang di meja mereka masing-masing.
Gadis cantik tersebut bernama Mulan, kulitnya putih, wajah oriental, namun dengan tubuh sedikit mungil, ia melanjutkan kesibukannya menghitung uang. Malam itu dia diharuskan lembur bersama tiga teman tellernya dikarenakan banyak kerjaan. Empat gadis cantik itu berusaha secepat mungkin menyelesaikan kerjaan mereka agar bisa cepat selesai. Siska, Erna dan Nova adalah teman Mulan yang juga berperawakan cantik, mereka adalah gadis keturunan, dengan kulit putih dan bertubuh seksi, mereka berempat belum menikah, maklum bank swasta ini belum mau menerima karyawan yang sudah berkeluarga untuk posisi teller. Rata-rata umur mereka dibawah 25 tahun.
“Siapa kalian?”, bentak Pak Diono mencoba menghalagi pria-pria itu masuk. Dengan bermodal pentungan, ia mencoba melawan. Pak Ferry coba melepaskan sergapan pria bercadar itu untuk membantu Pak Diono melawan. Namun dengan sangat cepat tiga pria itu mampu melumpuhkan dua security itu. ‘BUK!’ kedua security itu dipukul hingga pingsan. “Singkirkan mereka!”, perintah satu pria bercadar yang mungkin adalah pemimpin kawanan tersebut, suaranya serak seperti dibuat-buat.
Satu pria lalu menarik dua security yang pingsan itu ke luar kantor, entah apa yang akan di lakukan. Pria bercadar yang memerintah tadi maju, dan menodongkan senjata api itu ke arah para teller. “Jangan pak…”, pelas para teller itu. “Lu ke atas…”, perintahnya kepada satu temannya lagi untuk mengecek lantai atas. Lalu ia melempar tas ke arah teller itu sambil berkata, “Isi penuh!”.
Tas besar yang dilempar barusan langsung saja diisi oleh Siska, teller berparas cantik, dengan potongan rambut sebahu, tubuhnya cukup tinggi namun sangat langsing, hampir boleh masuk kategori kurus. Tidak mau mengalami kejadian yang tidak-tidak, Siska memasukkan uang yang tadinya dia hitung, dia gemeteran. Begitu pula ketiga temannya, mereka gemetaran dan menghentikan kegiatan mereka menghitung uang, mereka hanya tertuju pada Siska yang sedang mengisi tas sambil diacungkan pistol oleh pria bercadar.
Tak lama dari itu, pria yang tadinya naik ke lantai dua, turun bersama satu pria yang sedang menaruh tangannya di atas kepala. “Satu orang saja yang lembur di atas bro..”, kata pria bercadar itu menggiring dua pria turun. “Cepat ikat dia!”, perintah pria yang tadi mengacungkan pistol ke teller. “Hendri namanya bro, ada tulisan branch manager di papan namanya ini..”, kata pria bercadar itu sambil mengikat pria yang dari lantai dua itu. “Saya kepala di sini, lepaskan kami, kami akan berikan yang kalian mau…”, kata pria yang bernama Hendri itu. ‘BUK!’, tinjuan mengarah ke perut Hendri membuatnya lemas dan terjatuh. “Diam aja lu!”, marah pria yang tadi memukulnya, ia kemudian kembali mengikat Hendri si kepala cabang bank swasta itu dan menutup mulutnya dengan lakban.
Para teller itu sangat ketakutan, mereka merasa terhadap bosnya yang berpenampilan gendut layaknya para toke itu kena hajar sang perampok. Siska mulai menutup tas milik perampok itu, karena sudah penuh, Siska pun berkata, “Su.. sudah bang…”, dengan ketakutan Siska kembali mengangkat tangan agar sang perampok tidak menyakitinya. “Ambil bro…”, perintah pria bercadar yang tadi mengacungkan pistol ke arah Siska, lalu pria yang tadi mengikan Pak Hendri pun kemudian beranjak dari sana dan mengambil tasnya.
“Bro, cewek ini cantik bro, bisa sekalian kita pakai ga ya?”, tanya pria yang tadi mengambil tas tersebut. Mendengar itu Siska lalu ketakutan, ia coba mundur selangkah menjauhi meja kasir, begitu pula Mulan, Nova dan Erna, mereka bertiga langsung berpelukan bersama karena takut akan dicelakai para perampok itu.
“Ah, mesum juga ente bro…”, kata temannya itu yang mungkin merupakan atasan mereka, dengan suara yang serak dibuat-buat, ia melanjutkan, “Kita di sini cari duit, bukan menyalurkan pelampiasan nafsu…”, katanya. Teman satunya lalu diam. “Setelah banyak duit entar kita peata bro”, lanjut si pria yang bersuara serak itu. “Lama banget mereka, apa sudah otewe?”, tanya pria bersuara serak itu, sepertinya ada gerombolan mereka lagi yang bakal datang.
Benar dugaan, baru saja diomongkan, tiga pria bercadar kembali masuk, sehingga total mereka menjadi lima orang. “Udah lu bereskan dua anjing itu?”, tanya si bos kepada salah satu pria yang masuk tadi. “Sudah bos”, jawab pria itu, sepertinya dia lah yang tadi membawa dua security itu ke luar untuk dihabisi. Pria-pria yang masuk itu rupanya membawa beberapa tas kosong, lalu mereka melemparkannya ke arah Mulan dan teman-temannya, kembali mereka disuruh mengisi tas itu dengan uang, sambil menodongkan pistol, gerombolan itu berteriak, “Isi penuh!”. Pak Hendri tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya terduduk dengan ikatan erat di sudut ruangan sana.
Mulan mengambil satu tas dan segera mengisi tas tersebut dengan uang yang berada di mejanya. Begitu pula dua temannya, karena tas tersebut pas ada tiga, sehingga masing-masing terpaksa mengambil satu. “Woi, lu bantuin!”, perintah pria bercadar itu menodongkan pistolnya ke arah Siska agar ia membantu teman-temannya. Dengan wajah pucat, Siska yang tadinya melamun ketakutan tersentak, ia segera mendekati Erna yang paling dekat dengannya, ia segera membantunya. Erna juga berparas cantik, tubuhnya juga mungil seperti Mulan dan Nova. Hanya Siska yang lebih tinggi layaknya model. Namun ke empat gadis tersebut berparas cantik, itulah kelebihan mereka untuk menjadi seorang teller di bank swasta yang cukup ternama ini.
Kelima pria bercadar itu mulai mondar-mandir, ada yang mengawasi bagian luar dari arah pintu, ada yang sibuk mencari cara agar mematikan cctv yang terletak jauh di atas langit-langit, dan ada yang sedang mengawasi ke empat teller tersebut memasukkan uang ke dalam tas. “Biar saja lah, udah telat!”, kata satu pria agar temannya menghentikan kegelisahannya mengenai cctv yang merekam aksi mereka. Pria tersebut pun menyerah, dengan bantuan kursi ia belum bisa menggapai cctv tersebut. “Biar saja, biar kita terkenal, hahaha…”, lanjut bos mereka itu.
“Iya”, terdengar suara serak lainnya, dua pria lain rupanya juga bersuara serak, “Gue pengen banget jadi terkenal, hahaha”, katanya sambil mendekat ke arah meja teller. Pria itu sepertinya tertarik dengan para gadis itu. “Bos, gue ijin kocok ya..”, katanya lalu mengeluarkan penisnya dari resleting celananya. Pria yang tadinya mungkin merupakan bos mereka hanya diam membiarkan temannya beronani di depan meja teller sambil memperhatikan para teller itu memasukkan uang. Tentu saja ke empat teller itu semakin ketakutan, mereka tak tahu apa yang harus diperbuat selain memasukkan uang hingga tas mereka itu terisi penuh, sedangkan ada seoranh pria bercadar sedang mengocok penis di depan mereka.
Selesai mengisi penuh ke tiga tas tersebut, Mulan dan kawan-kawan nya pun segera mundur karena takut. Tiga pria bercadar segera mengambil tas itu, masing-masing satu, sedangkan pria satunya masih asyik mengocok penisnya sambil memandang empat gadia cantik yang sedang ketakutan. “Woi lu yang paling tinggi, keluar dari meja!”, perintah sang kepala perampok itu. Maksudnya adalah Siska. Dengan sangat ketakutan Siska pun keluar dari meja panjang teller itu yang memisahkan mereka dengan para perampok. “Lu lihat kawan gue kasihan ngocok sendiri, lu tega amat ga bantuin!”, sindir sang perampok. Mendengar itu Siska langsung tambah pucat, air matanya mengalir deras, ia lalu memohon sambil menangis, “Jangan pak… Sa… Saya ga bisa…”, jawabnya.
Perampok itu melotot, dengan suara yang lebih serak lagi ia memerintahkan, “Lu masih mau hidup?”, ancamnya. Tiga pria yang tadi mengambil tas pun segera menempatkan tas mereka ke pinggir bersama tas pertama yang terisi penuh oleh Siska. Tiga pria itu segera mendekati Siska, mereka mengancamnya, “Lu kocokkan dia atau kita perkosa ramai-ramai?!”. Siska sangat ketakutan, begitu pula teman lainnya yang masih berada di balik meja teller. Pria yang tadinya mengocok penis pun menghentikan kocokannya, ia tersenyum cengar cengir, lalu ia berkata, “Ayo lah, sebelum saya keluarkan sendiri, entar saya kecewa dan bisa bertindak yang lebih parah…”, ancamnya.
Siska pun kemudian ditangkap ke tiga perampok yang tadi mendekatinya, mereka menggiringnya ke arah perampok yang mengeluarkan penisnya itu. Dengan ditodongkan senjata api, Siska tidak bisa berbuat apa-apa. Sambil menangis, ia memejamkan matanya, ia dipaksa berjongkok sambil mengocok penis perampok itu. Siska sedikit jijik, ia tidak berani menyentuh penis hitam besar itu, apalagi tercium sedikit bau pesing dari arah sana. Namun pria yang ingin dilayani itu tak sabar, ia menampar pipi Siska sambil memerintahkan, “Kocok!”. Pria lainnya pun menangkap tangan Siska agar Siska memegang erat penis pria tersebut.
Dengan badan gemetaran Sisca terpaksa dengan perlahan mengocokkan penis pria tersebut. Pria itu tersenyum puas sambil berkata, “Nah gitu dong… Hehehe…”. Pria lainnya pun tersenyum-senyum, sambil memandangi tiga gadis cantik yang sedang berpelukan dan menangis di balik meja teller. Mereka sudah sangat khawatir akan diperlalukan seperti Siska. Empat perampok itu pasti juga akan meminta perlakuan seperti temannya yang dikocok penisnya oleh Siska.
Pak Hendri yang melihat adegan itu berusaha berontak, mulutnya yang tertutup lakban hanya mengeluarkan suara ‘Hmmm… Hmmm’. Satu pria lalu menendangnya, “Diam lu! Mau mati ya?!”, ancamnya. Lalu pria lain mengejeknya, “Jangan-jangan dia mau gantiin posisi cewek itu…”, pria lain pun tertawa terbahak-bahak. Pria yang tadinya dikocok penisnya pun menyeletuk serak, “Woi, gue masih normal!”.
“Hey lu yang sana, sini, kocokin gue juga…”, perintah pria yang tadinya merupakan bos komplotan itu. Ketiga gadis itu ketakutan, mereka semakin mengeratkan pelukan, tangisanpun semakin keras, “Ja…ngannn…”, tangis ke tiga gadis itu. “Pilih mati?”, pria itu mengarahkan lagi pistolnya, sehingga ketiga gadis itu berusaha menghentikan tangisan mereka. Mereka binggung siapa yang dipanggil perampok itu. “Lu, ke sini!”, pria itu menunjuk-nunjuk dengan pistolnya. Mulan dengan ketakutan menunjuk tangan, ia takut mereka akan dibunuh. “Iya, elu, sini!”, perintah pria itu.
Mulan pun melepaskan pelukan dari kedua temannya, ia gemetaran meninggalkan temannga itu, walaupun temannya berusaha menahannya. Mulan semakin ketakutan ketika melihat Siska mengocok penis perampok satunya. “Sini, gue juga pengen…”, kata pria itu mengayun-ngayunkan pistolnya agar Mulan mendekatinya.
“Wah, kita bertiga gimana nih?”, tanya salah seorang pria bercadar yang belum mendapatkan jatah. “Hahaha, kalian bertiga hompimpa saja, yang kalah tuh suruh pria itu kocokin… Hahahaha…”, olok pria yang merupakan bos mereka sambil menunjuk Pak Hendri yang tergeletak di sudut ruangan sana.
Mulan dengan perlahan mendekati pria bercadar itu. “Lu bukain resleting gue en keluarin penis gue, trus kocokin ye!”, perintah pria itu kepada Mulan yang sudah dihadapannya. Pipi Mulan penuh dengan air mata, ia menangis tanpa henti, namun tak ada yang bisa ia perbuat kecuali menuruti perintah sang perampok.
Siska di sisi sana, masih perlahan mengocok penis perampok satunya. Ia masih terlihat ketakutan, tanpa mau membuka matanya untuk melihat penis pria itu. Sedangkan tiga pria lainnya sedang ribut untuk mengadu peruntungan mendapatkan giliran. Erna dan Nova sangat ketakutan, mereka tahu bahwa mereka sebentar lagi akan mengalami hal serupa seperti Siska dan Mulan.
Pak Hendri juga ketakutan, satu sisi ia sangat ketakutan, apalagi gurauan para perampok itu bahwa yang kalah akan dikocok oleh dirinya, namun satu sisi ia sedang menikmati memperhatikan tellernya sedang mengocokkan penis perampok. Mulan sudah mulai mengocok penis pria sang ketua gerombolan, ia ketakutan, namun pria perampok itu dengan lembut berkata, “Layani gue manis, kecantikan lu sangat memikatku…”. Mulan menangis, seperti halnya Siska, ia menutup matanya sambil mengocok penis pria itu dengan tangan mungilnya setelah mengeluarkan penisnya dari resleting celana.
“Woi, masa gue ga kebagian!”, teriak satu pria yang kalah hompimpa. “Hahaha, lu ambil tuh tua bangka sono!”, olok kedua temannya yang menang. Mereka sangat kegirangan, bukan meminta dua teller itu keluar, mereka langsung saja menjemput bola. Dua perampok itu bergegas lompat masuk ke meja teller. Dengan ketakutan Erna dan Nova berteriak, “Jangan!”. Mereka tidak bisa lari lagi, mereka langsung saja disergap dua perampok itu.
“Lu jaga-jaga lah!”, perintah bos perampok yang sedang dikocok penisnya oleh Mulan kepada pria yang tidak mendapat kesempatan. Pria itu terpaksa mengawasi luar sana, memandang arah luar dari balik pintu. Di sisi lain, Siska sedang ditampar oleh pria yang memintanya mengocok penisnya, kali ini ia meminta Siska untuk membuka mulutnya, namun Siska menolak. Siska menangis ketakutan, rambutnya pun dijambak-jambak.
Erna dan Nova yang melihat perlakuan kasar para perampok itu pun ketakutan, mereka pun tak bisa berbuat apa-apa, dengan sangat terpaksa mereka pun menuruti perintah para perampok itu. Nova dan Erna dengan gemetaran mengeluarkan penis kedua perampok yang masuk ke dalam area teller dan kemudian mengocok penis mereka. Siska masih terus menahan diri, ia tidak mau membuka mulutnya, perampok itu semakin mengamuk, tamparan keras ia berikan di pipi Siska hingga Siska terjatuh. “Lu mau mati?!”, teriak perampok itu.
Masih bergelut, Siska menolak menyepong penis pria itu. Pipinya sudah merah karena tamparan perampok tersebut. Sedangkan teman-temannya, Mulan, Erna dan Nova sedang melayani perampok lainnya dengan mengocok penia mereka masing-masing. Pak Hendri masih terkulai lemas di lantai, ia nampak nafsu memandangi karyawatinya dikerjai para perampok.
Beberapa lama kemudian, Siska mulai menyerah, tamparan keras di pipinya membuatnya mulai membuka mulutnya. Ia merasakan perih yang luar biasa di pipinya yang memerah dan basah karena air matanya. Bercampur dengan rasa muak, Siska mencobaenerima benda tumpul berbau pesing itu masuk ke mulutnya. “Hehehe, kayak lolipop kan cantik?”, olok sang perampok.
Dijambaknya rambut Siska agar memaksa Siska mengocokkan penisnya menggunakan mulut. Rasa jijik harus disingkirkan Siska, nyawa menjadi taruhan, dengan sangat terpaksa Siska membiarkan lidahnya mengenai penis hitam itu, dan perlahan ia kulum dan mainkan. Perampok tersebut sedikit kasar, sehingga sesekali Siaka harus merintih kesakitan ketika pipinua ditampar, rambutnya dijambak, dan ditusuk dengan penia hingga ke dalam kerongkongannya.
Bagian lain, Erna bersama Nova juga sedang melayani dua perampok lain di belakang meja teller. Tidak mau diperlakukan kasar seperti halnya Siska, kedua tellee tersebut lebih memilih pasrah, tanpa perlawanan mereka menuruti kemauan kedua perampok itu.
Perampok satunya lagi masih mengawasi bagian luar sambil sesekali juga memandang ke arah teman-temannya, tampaknya ia tidak sabar menunggu giliran. Di sudut lain, bos perampok itu sudah mulai bosan dikocok oleh Mulan, “Sepongin dong…”, pintanya sambil menekan pipi Mulan agar ia membuka mulutnya. Mulan sebenarnya ingin menolak, namun dengan ancaman sepucuk senjata api, Mulan tidak mungkin menolak. Dengan sangat terpaksa Mulan membuka mulutnya dan membiarkan perampok itu memasukkan penisnya.
“Wuih, nikmat benar di sepong oleh gadis secantik dirimu, Mulan…”, rintihan nikmat perampok itu dengan suara seraknya. “Mulut mungil sensualmu sangat nikmat di penisku…”, kembali ia mendesah nikmat karena penisnya dikulum oleh Mulan.
Beberapa saat kemudian kedua perampok lainnya pun mulai tidak tahan, melihat aksi kawan-kawannya yang kenikmatan disepong oleh para teller cantik, mereka pun meminta Erna dan Nova membuka mulut. Mereka memaksa dua teller itu menyepongkan penis mereka. Tanpa usaha yang cukup lama memaksa dua teller tersebut, dua perampok itu berhasil memasukkan penis mereka ke mulut dua teller tersebut.
Malam itu ke empat teller cantik tersebut dengan terpaksa menyepongkan penis ke empat perampok. Kejadian itu berlangsung selama lima belas menit. Perampok satunya yang sedang berjaga-jaga memang terlihat tidak sabaran, ia sesekali meremas-remas penisnya yang sudah mengeras dari luar celananya. Sedangkan Pak Hendri tidak berkedip sedikit pun, tanpa rasa malu, ia menonton aksi para perampok mengerjai para karyawatinya. Pemandangan yang menarik baginya, di mana tellernya harus menyepong penis para pria bercadar secara terpaksa di depan kedua matanya.
Pimpinan perampok itu sangat menikmati sepongan Mulan, sesekali ia pun membelai lembut rambut Mulan. Tidak ada yang bisa dilakukan Mulan, ia hanya bisa menangis sambil mengemut penis sang perampok. Beda dengan pimpinan mereka, tiga perampok lainnya terlihat lebih kasar, terutama perampok yang sedang dilayani Siska, mereka tidak segan-segan menampar pipi ataupun menjambak rambut gadis-gadis itu.
“Cepetan dong bro, otong saya dah ga tahan…”, ujar perampok yang sedang berjaga di pintu masuk bank. Ke empat kawannya sepertinya mengacuhkan rengekanya. Perampok itu terlihat mondar mandir tidak karuan, ia sangat tidak tahan melihat teman-temannya sedang berpesta, sehingga sesekali ia pun meremas-remas penisnya yang sedang mengeras di dalam celananya itu.
‘PLAK!’ suara tamparan keras, terlihat Siska terkapar di lantai sambil memegangi pipinya. Susana hening, hanya terdengar isak tangis Siska. “Payah! Peju gue ga keluar-keluar sama sepongan lu!”, marah sang perampok. Perampok itu pun langsung menindih tubuh Siska yang terbaring di lantai. “Siapa tau memek lu bisa buat peju gue keluar, hahaha”, kata perampok itu. Siska ketakutan, “Jangan!”, ia mencoba melawan, ia coba kabur namun dengan cepat sang perampok kembali memukulnya hingga Siska tak bisa melawan. “Pengen mati lu ya?!”, ancam sang perampok. ‘BUK!’, suara pukulan lagi di tubuh Siska. “Hiks, hiks, hiks…”, Siska terus menangis tak karuan, air matanya berlinang deras, pipinya terlihat memerah karena tamparan. Tak bisa melawan, Siska ditindih sang perampok, dan bibirnya pun dilumat sang perampok dengan kasar.
Siska mencoba menutup mulutnya, namun sang perampok mengerilya bibir teller cantik itu dengan lidahnya secara buas, sesekali ia menggigit bibir Siska hingga terpaksa Siska membuka mulutnya. Ke tiga temannya semakin ketakutan, mereka bukan saja mencemaskan keadaan Siska, namun mereka juga sangat khawatir dengan posisi mereka sendiri. Bisa saja semua perampok itu akan memerkosa mereka secara bergiliran. Mulan, Erna dan Nova, gadis mungil berparas cantik itu pun menangis keras. “Diam!”, marah perampok yang sedang disepongkan penisnya oleh Erna. Sedangkan sang pemimpin lebih lembut, dengan suara seraknya ia terus berkata, “Cup cup cup…”.
“Arghh… Jangg… jangannn…..”, teriak Siska ketika sang perampik dengan bringas menarik seragam Siska. Sangat kasar, ia coba menarik hingga kancing baju teller itu terlepas, dengan paksaan sang perampok membuka seragam Siska. Siska sudah mencoba menahan, namun apa daya, kekuatan perampok melebihnya, apalagi sang perampok sesekali melakukan serangan ke perut sang teller.
“Hiks…”, Siska menangis tidak karuan ketika perampok itu sudah berhasil melepaskan seragamnya, kini tubuhnya hanya tersisa bra dan celana dalam yang berwarna merah muda. “Jangannnn perko… perkosa sayaa bang…”, pinta Siska dengan nada memelas. “Sa… saya… belum pernah…”, katanya menandakan Siska belum pernah bersetubuh. “Hehehe…”, tawa serak sang perampok, “Masih virgin ya?”, tanyanya lalu kembali menampar Siska. “Lu jangan sok suci!”, teriak sang perampok.
Kembali dengan bringas sang perampok menarik bra Siska hingga terlepas. Siska merintih kesakitan. Terpampanglah buah dada milik Siska yang tidak begitu besar itu, putih mulus, dengan warna puting yang masih merah muda berbentuk kecil. Perampok itu melotot ke dada tersebut, Siska coba menutupinya dengan tangan, namun sang perampok lalu menjauhkan tangan Siska. ‘Slurupp…’, langsung saja sang perampok menyedoti susu Siska yang indah itu terus menerus, kiri dan kanan tanpa henti. Siska tidak bisa melakukan apa-apa, ia hanya menutup matanya sambil menangis.
Siska terus dikerjai sang perampok, beberapa menit setelah puas menyedoti susu si teller cantik itu, kini sang perampok sudah tak sabar, ia kembali bringas, kini ditariknya celana dalam Siska hingga koyak dan terlepas dari tubuhnya. Siska tidak bisa melawan, ia hanya membiarkan bagian bawahnya itu dilihat oleh perampok tersebut. “Wuih, sudah ada bulu toh…”, kacau sang perampok sambil membelai jembut halus yang menghiasi sekitar vagina Siska.
“Jangan bang… Hiks…”, pelas Siska. Sang perampok tidak memperdulikan Siska, ia langsung menusukkan jarinya ke lubang vagina Siska. “Argggghhh!”, teriak Siska kesakitan. Perampok itu tersenyum, “Hihihi, still virgin…”, ia terlihat senang mendapatkan korban yang masih perawan. Siska menangis semakin kencang, ia tahu sebentar lagi dirinya akan diperawani oleh sang perampok, tak ada yang bisa ia lakukan selain berdoa agar ada pertolongan segera.
Adegan nikmat itu memicu nafsu semua pria di dalam sana. Pak Hendri tidak melepaskan pandangan dari sana, ia terlihat menikmatinya, melihat tubuh bugil karyawatinya secara langsung dan gratis di depan mata, ia sekali-kali menelan liurnya. Begitu pula perampom yang berjaga-jaga, ia sudah mengeluarkan penisnya untuk dikocok sendiri. Sedangkan perampok lain juga sudah tidak tahan. Tubuh Erna sudah ditindah sama satu perampok, begitu pula Nova, mereka sedang ditindih, dan dicumbui bibirnya oleh sang perampok. Sangat jelas mereka tak mampu melawan. Selain tangisan, hanya rintihan memohon ampun yang terdengar dari mulut mereka.
Hanya Mulan yang diperlakukan lebih lembut, perampok itu masih membiarkan Mulan menyepong penisnya. Perampok itu terus membelai rambut sang teller, seolah sang perampok memperlakukan sang teller seperti kekasihnya
Siska kini tidak bisa bergerak, tubuhnya terasa lemah, ia lunglai ketika penis besar sang perampom sudah mulai dimasukkan ke vaginanya. Air matanya terus berlinang, sang perampok hanya tersenyum girang menikmati korbannya. “Hahaha, sempit benar nih cewek…”, kata sang perampok yang memaju mundurkan bokongnya. Ia pelan-pelan memompa vagina Siska yang masih sempit itu. Raut wajah Siska nampak jelas menahan rasa sakit itu. Ia menggigit bibirnya untuk bertahan, mencoba berpasrah agar semua bisa berlalu. Tangisan masih terdengar di dalam ruangan itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 21:20, masih terlihat pemerkosaan di dalam bank swasta yang cukup ternama itu. Belum berganti posisi maupun pasangan. Siska sedang digenjot salah satu perampok, tak henti-hentinya, dengan keras perampok tersebut menyodok vagina Siska dengan penis hitamnya. Begitu pula Erna dan Nova, mereka juga sudah telanjang bulat dan digenjot oleh pelaku lainnya. Bedanya hanya, Erna dan Nova masih tersadar, hanya menangis tiada henti, sedangkan Siska sudah mulai tak sadarkan diri. Perih di perut, pipi, dan vaginanya membuat Siska tak mampu menahan kesadaran lagi.
Sang bos perampok belum memperkosa Mulan, sepertinya ia masih sangat ingin bersabar menikmati Mulan sendirian. Ia hanya kini menciumi bibir Mulan, memaksanya berciuman bibir sambil tangannya meraba dada Mulan yang mana masih mengenakan seragam.
“Arghhh…”, desah nikmat sang perampok yang menggenjot Siska, ia sepertinya akan segera berejakulasi. Terlihat ia sudah mempercepat irama goyangannya. Diremas-remasnya buah dada Siska hingga perampok itu mengejang, ia telah berhasil menyemprotkan spermanya di dalam liang vagina Siska. “Aaaahhhh…..”, desahnya lega telah berhasil menyalurkan nafsu. Ditariknya penis miliknya itu dari vagina Siska, kemudian mengalirlah darah perawan Siska bercampur cairan putih kental lengket. Siska telah diperawani perampok bercadar yang bersuara serak, entah siapa mereka, Siska entah akan meminta pertanggung jawaban siapa jika mengalami kehamilan.
Perampok itu berdiri dan segera digantikan oleh perampok satunya lagi yang berjaga-jaga. Tanpa melepaskan pakaiannya, ia hanya mengeluarkan penis dari resleting celana dan segera menusukkan penisnya itu ke vagina Siska yang sudah basah akan sperma bercampur darah perawannya. Ia sama sekali tidak merasa jijik.
Temannya yang barusan mengerjai Siska kini bergantian berjaga, ia tampak mengintai dari kaca untuk memandang keluar. Sesekali ia memandangi temannya yang menggenjoti Siska, “Mantap kan cewek itu?”, tanya dia. “Wuih, rapet abis…”, jawab kawannya yang sudah mulai menggenjoti Siska. Payudaranya diremas-remas kuat, dan bibirnya digigit-gigit oleh perampok tersebut. Siska sudah tidak mampu melihat keadaan sekitar, kepalanya melayang-layang, pusing, ia sudah setengah sadar, dan mungkin sebentar lagi akan pingsan.
Erna, gadis mungil berparas cantik, wajahnya sangat oriental dengan rambut cukup panjang terurai. Teller manis itu kini sedang diperkosa seorang perampok. Erna terus menangis, ia tak mampu menahan rasa sakit di vaginanya tersebut. Penis sang perampok sangat besar, apalagi dengan gerakan memaksa seperti itu, seperti merobek-robek dinding vaginanya. Susunya juga tak luput dari permainan perampok tersebut. Putingnya digigit-gigit, karena masih belia, membuat putingnya terlihat indah dan segar, pria mana yang tidak tergiur dengan payudara yang putih segar, mungkin baru tumbuh dan belum terjamah, sama dengab milik Siska, warna putingnya masih merah muda.
“Yang ini juga nyaman bro… Harum banget… Mana jembutnya masih tipis… Hahaha”, olok perampok yang memperkosa Erna. Semuanya ketawa-ketawa, hanya para teller yang masih menangis tiada henti. “Emang punya lu aja? Nih cewek gue juga nyaman… Wkwkwk…”, ketawa perampok yang menggenjot Nova.
Perawakan Nova mirip dengan Erna, mungil dan ayu, mereka mungkin baru tamat dari sekolah menengah kejuruan, tubuh mereka masih terlihat belia. Dengan potongan rambut hitam panjang, Nova juga terlihat cantik. Namun kini rambutnya sudah acak-acakan karena dijambak perampok yang sedari tadi menggenjotnya. Pipinya penuh dengan air mata yang membasahi hingga ke lehernya.
“Putingnya lucu bro…”, teriak perampok itu sambil mencubit-cubit puting susu Nova. Nova terus menangis karena dikerjai perampok itu. Puting susunya tidak sama dengan milik Siska dan Erna, milik Nova sudah sedikit menghitam, dengan keliling yang sudah melebar. Mungkin Nova sudah sering disedot susunya oleh pacarnya, karena diketahui Nova sudah punya pacar, begitu juga Mulan. Hanya Siska dan Erna saja yang masih single, mungkin karena mereka terlalu pemilih, padahal banyak pria yang mengejar mereka namun tidak dihiraukan.
Tubuh Nova yang berkulit putih itu pun kini mulai memerah karena tindihan keras sang perampok. “Argh!”, sesekali ia berteriak kesakitan ketika sang perampok menjambak rambutnya sambil menekan penis lebih dalam. Air mata terus bercucuran, menampakkan kemalangan Nova yang tidak bisa dirasakan lagi. Dalam hati ia hanya berfikir apa jadinya jika pacarnya tahu dirinya diperkosa oleh perampok.
Pak Hendri masih memperhatikan adegan pemerkosaan itu, dia sangat menikmatinya. Walaupun dengan keadaan terikat, sepertinya Pak Hendri tidak peduli, apalagi yang dia tonton adalah karyawatinya sendiri, teller berparas cantik yang menjadi idaman setiap pria.
Satu perampok masih berjaga, sedikit capek baginya karena baru saja memperkosa Siska. Kini ia mencoba istirahat untuk memgumpulkan tenaga. Pria yang menggantikannya masih asik menyetubuhi Siska dengan gaya menindihnya, begitu pula perampok lain, mereka juga memperkosa Erna dan Nova dengan gaya menindih. Isak tangis terdengar di ruangan, hanya Siska saja yang sudah tidal sadarkan diri, namun sisa aor mata masih membasahi pipi merahnya yang mulai memar akibat tamparan.
Kini giliran bos perampok itu, ia tak sabar juga ingin menyetubuhi korbannya, Mulan, gadis berparas cantik dan imut, dengan bibir mungil seksi. Perampok itu mengangkatnya agar Mulan berdiri, lalu dengan lembutnya ia melap pipi Mulan yang baaah karena tangisan. Pelan-pelan perampok tersebut pun berbisik ditelinga Mulan, “Buka semua pakaianmu sayang…”, suara serak yang cukup jelas diperkuat dengan todongan pistol membuat Mulan tidak bisa melawan perintahnya.
Terpaksa Mulan menurutinya, dengan perlahan Mulan melepas kancingnya satu persatu, sang perampok pun tersenyum girang melihat Mulan melepas seragam kerjanya. Perlahan hingga tersisa bra dan celana dalamnya yang berwarna cream. “Lepasin semuanya dong sayang…”, perintah perampok itu dengan suara serak sambil memgayun-ngayunkan pistolnya. Mulan pun tidak dapat berbuat apa-apa, perasaan malu memang sangat menyelimutinya, ia sudah berusaha menutupi bagian tubuhnya itu dengan tangannya, namun apa daya, ia juga ketakutan melihat senjata api yang dibawa sang perampok.
Penuh tangisan, dengan pipi merah merona karena malu, Mulan melepas bra dan celana dalamnya itu. Tubuhnya mungil dengan kulit yang cukup putih, wajah imutnya membuat sang perampok menelan ludah ketika melihat Mulan bugil. Pak Hendri tidak melewatkan kesempatan itu juga, ia terlihat mencuri pandang ke arah Mulan juga.
Perampok itu meraba tubuh Mulan, tanpa perlawanan, dari dagu, ke leher, hingga ke dada. Payudara Mulan lebih besar daripada milik Siska maupun teman lainnya, dengan puting yang merah kehitaman seperti milik Nova, sepertinya Mulan sudah tidak asing dengan permainan di bagian dadanya itu. Ya wajar saja, Mulan sudah memiliki pacar, mungkin mereka sudah pernah melakukan hal tak senonoh. Perampok itu menurunkan rabaannya hingga ke bagian vagina Mulan, jembutnya sudah cukup lebat, padahal Mulan masih cukup belia.
Perampok itu telah puas meraba tubuh Mulan, kini saatnya ia ingin mencicipi lebih dalam. Mulan didorong hingga tersandar ke dinding, perampok itu membekapnya, lalu mengangkat satu kakinya, dengan sesikit membungkuk, perlahan perampok itu mengarahkan penisnya ke vagina Mulan. Perampok itu akan memperkosa Mulan dengan gaya berdiri, Mulan menangis, ia hanya bisa menutupi mulutnya dengan tangannya, ia tak menyangka akan terjadi hal sepeeti ini.
“Sial si Siska, sakit hati gue dibuatnya”, kata seorang pria sambil menghisap rokoknya. “Orangnya memang gitu, judes-judes ngeselin, hahaha…”, jawab teman satunya lagi. “Belum rasa kena kerjai kali dia tuh…”, balas pria tadi. “Nah maka dari itu, kita kan di sini sudah sepakat untuk buat rencana”, lanjut satu prianya lagi. “Nih, gue bawa dua kawan gue, siap kerja sama kok…”, lanjut pria itu.
“Kenalkan nama saya Tabrani…”, “Saya Ferry…”, “Saya Ahmad…”, “Saya Diono…”, mereka memperkenalkan diri. “Mereka teman-teman satu gym, kekarkan bro… Hahaha…”, kata pria yang memperkenalkan mereka. “Nih, Ferry sama Diono ini punya rencana buat kerjain teman kantornya, kalian siap bantu?”, tanya pria itu. “Jelas siap dong, hahaha…”, jawab serempak kedua pria itu.
Pria yang menyatukan ke empat orang itu pun kemudian membuat rencana. “Jadi kapan bro le dengar mereka bakal lembur?”, tanya pria itu kepada Diono. “Dua hari lagi bro”, jawab Diono. “Nah, gini ide gue…”, lanjut pria itu menjelaskan idenya untuk dilaksanakan di malam tepatnya mereka akan beraksi.
“Gue dah ga sabar pengen kerjai tuh cewek judes”, ujar Ferry. “Sama bro, di antara mereka semua, gue paling ga suka lihat gaya si Siska, sok cantik bener…”, balas Diono. “Kalau kita mah, yang penting dapat jatah, hahaha…”, kata Ahmad dilanjutkan tertawa bersama si Tabrani. “Gue sih gak perduli kalian mau kerjai yang mana, asal si Mulan jatah gue ya…”, pesan pria yang menyusun ide. Dia lah yang bakal memimpin aksi keji tersebut.
Malam itu pun mereka habiskan bersama untuk menyusun rencana dengan sebaik mungkin, sambil minum kopi dan menghabiskan rokok mereka, mereka kadang pun bercurhat mengenai korban-korban yang akan mereka kerjai itu. Mereka pun tak sabar lagi menunggu datangnya hari itu.
Sedangkan pemerkosa Siska dan Nova kini sudah bertukar pasangan. Perampok yang memperkosa Erna belum berejakulasi, “Lebih enak ngentot yang virgin, sempit…”, ujarnya ketika berganti pasangan. “Hahaha, pantasan saja, yang ini sudah agak dol rupanya…”, ketawa satu rampok yang tadinya menyetubuhi Siska yang tidak sadarkam diri. “Yang ini juga masih rapet kok, pantasan…”, kata pemerkosa Erna yang sebelumnya telah menyetubuhi Siska, cukup beruntung, korban ke dua juga masih rapat baginya.
Kejadian itu berlangsung hampir dua jam, mereka terus bergantian pasangan, dan juga bergiliran, yang capek akan berjaga sambil mengumpulkan kembali tenaga. Hanya Mulan saja yang tidak dijamah perampok lain, karena sang pemimpin cukup lama memilikinya, hingga klimaks pun sang pemimpin tidak mau melepaskannya walaupun ia telah berhasil menyemprotkan spermanya di dalam vagina Mulan.
Nasib paling buruk adalah ketiga temannya, mereka mungkin sudah disetubuhi berkali-kali hingga mereka tidak sadarkan diri. Tubuh mereka terkulai lemah, dengan bekas memar akibat tamparan, dan baju berserakan di lantai. Para perampok merapikan pakaian mereka sendiri, lalu mengambil tas dan bergegas pergi dari bank.
Siska memang terkenal sok cantik di sana, ia juga pandai beesombong diri dan merendahkan orang lain. Diono yang merasa kesal itu pun berbisik ke seorang pria yang berdiri di sampingnya. “Pak, coba bapak rayu tuh cewek”, katanya kepada pria itu, pria itu berseragam aparat. “Hahaha, saya tak tertarik sama dia…”, jawab pria itu. “Jadi selama ini bapak mandang-mandang arah kasir, mandangin siapa?”, tanya Diono aedikit berbisik. “Ada deh..”, jawab pria itu. “Ah, bapak… Sudah sebulanan di sini, masih saja nutup diri…”, kata Diono.
Pria berseragam polisi itu adalah Wahyu, dia kini ditugaskan untuk mengamankan pengiriman uang dari bank tersebut. Sebelumnya Wahyu berpindah tugas terus dikarenakan kinerjanya yang kurang memuaskan. “Ooh… Jangan-jangan bapak ngelirik si Mulan ya?”, tembak Diono. Wahyu hanya tersenyum saja, ia menunggu tugasnya, ketika uang sudah dikemas, maka akan dia kawal hingga ke bank pusat. “Panggil nama saja, gak usah pak…”, kata Wahyu. Lalu Diono pun menjelaskan, “Mulan sudah punya pacar, sudah setahun dia pacaran…”. Wahyu hanya senyum-senyum, karena selama ini dia sudah tahu, segala usaha pun telah dilakukan seperti pendekatan dan sebagainya, namun apa daya, Mulan terlalu cinta dengan pacarnya.
“Eh, liat si Ferry masuk tuh…”, seru Wahyu melihat securiry yang seharusnya berjaga di luar masuk ke dalam ruangan. “Biasa, jam istirahat…”, jawab Diono. Bermaksud hati hanya bercanda, si Ferry mendekati meja teller arah Siska, “Yuk makan bareng”, ejeknya. Tiba-tiba saja dengan cetus si Siska menjawab, “Emang lu mau traktir gue di restoran mana?”, pertanyaan tersebut seolah meremehkan Ferry yang sering makan di waring pinggir jalan. Cukup malu karena di dengar nasabah, Ferry hanya senyum-senyum menahan malu menjawab, “Tenang saja, sebut saja mau makan di mana…”, lalu Ferry berjalan masuk ke belakang tanpa mau tau jawaban selanjutnya lagi dari Siska.
Ferry masuk ke bekalang menuju toilet, lalu Wahyu nyusul ke sana. Wahyu tahu perasaan dua security tersebut yang sedari awal dia dinas di sini sering melihat mereka diperlakukan seperti itu. Untungnya Wahyu tidak berminat sama sekali dengan Siska. “Santai saja bro…”, kata Wahyu. “Yuk saya traktir di warung belakang”, lanjut Wahyu mengajak Ferry makan bersama.
Dari sana lah mereka semakin dekat, mereka sering berkumpul bersama, Wahyu, Ferry dan Diono. Setiap berkumpul selalu saja mereka membincangkan para teller judes; terutama si Siska. Hingga suatu saat mereka tidak tahan lagi, mereka pun menyiapkan waktu senggang unyuk membahas sebuah ide. Ide yang akan membalaskan rasa sakit hati mereka.
Melihat suasana aman, ke empat teller telah pingsan, Pak Hendri mencoba menggerakkan tubuhnya, ia mengesot ke arah salah satu gadis teller itu, ia tidak bisa berbuat apa-apa, dengan tangan terikat dan mulut dilakban, Pak Hendri hanya ingin menatap tubuh indah para karyawatinya secara lebih dekat.
Di luar sana, lima perampok tersebut masuk ke pos security, ternyata dua perampok adalah security bank tersebut, mereka adalah Ferry dan Diono. “Akhirnya bisa juga nyicip tubuh cantik mereka, hahaha…”, sambil berbincang mereka memakai kembali seragam security mereka lalu diikat kembali oleh perampok lainnya agar seperti semula, seolah dua security itu mmg telah dilumpuhkan.
Ternyata dibalik semua itu adalah perencanaan yang cukup matang. Dua hari lalu telah disusun rencana tersebut. Berawal dari sikap Siska yang cukup judes memperlakukan para security bahkan orang lain. Ketiga perampok lainnya adalah orang luar, satu di antaranya adalah Wahyu, dia adalah anggota keamanan dari eksternal yang dipakai oleh bank tersebut jika ada pengiriman uang yang membutuhkan pengawalan. Wahyu sudah cukup lama menaruh hati dengan Mulan, namun Mulan telah menolaknya karena sudah mempunyai pacar.
Ide muncul ketika mereka ngopi bareng, Ferry dan Diono ingin sekali membalas perlakuan Siska. Wahyu menjadi pimpinan, dia menyewa dua teman lagi untuk melancarkan aksi itu. Mereka cukup puas, setelah meninggalkan lokasi bank, mereka pun mencoba untuk membagi rata hasil rampokan.
Titan Gel , Cream Kuda Jantan , Obat Pembesar Penis
Titan Gel Asli , Cream Pembesar Penis
Cream Pembesar Penis , Pembesar Penis
DILDO Vibrator Rechargeable – Alat Sex Wanita Terbaru
Jual Titan Gel Asli , Cream Kuda Jantan Asli
Obat Kuat , Alat Bantu Sex
Obat Kuat Viagra , Original Viagra
Obat Kuat Viagar Asli , Obat Kuat Terbaik
Viagra Usa Asli , Klg Asli , Pembesar Penis Klg
Jual Viagra Usa Asli , Pembesar Penis
Hammer Of Thor , Hammer Of Thor Asli
Sex Toys Terbaru , Alat Bantu Sex Terbaru
Alat Bantu Sex Wanita Terbaru , Sex Toys Wanita Terbaru
Sex Toys , Alat Bantu Sex , Viagra Asli
Alat Bantu Sex Pria Wanita , Alat Bantu Sex Pria Wanita Terbaru
Dan terus Nyari bandar togel yang ada bonus depositnya ?
Nah disini Tempatnya
Hanya di Togel Pelangi
Dengan deposit sebesar 20ribu saja
sudah bisa menikmati permainan dd48red blue dan togel online 6 pasaran bos
sudah bisa dimainkan di ponsel kamu lho
Diskon pemasangan ada dong
Hadiah kemenangan besar bos ! :)
Didukung juga dengan Live chat kami siaga 24 jam , aman dan cepat
Proses depo / wd cepat bos ^^
togel online
HUBUNGI KONTAK KAMI :
BBM : D8E23B5C
WHAT APPS : +85581569708
LINE : togelpelangi
WE CHAT : togelpelangi
LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET
SALAM JACKPOT DARI KAMI :)
Dengan minimal deposit 10.000 dan minimal betting 100 perak bebas invest tanpa batasan line!!!
PROMO & BONUS MADAMTOGEL
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS HARIAN 5.000 PERAK
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS TERBALIK LURUS
- BONUS PRIZE 2 & 3
- BONUS REFFERAL TOGEL 2%
👉👉👉 LINK DAFTAR : LINK DAFTAR MADAM TOGEL 👈👈👈
Dan Untuk memudahkan dalam mecapai Jackpot (JP) MADAM TOGEL sudah menyiapkan SEMUA PREDIKSI di setiap 14 PASARAN tsb
👉👉👉 LINK PREDIKSI : PREDIKSI MADAM TOGEL 👈👈👈